Ini adalah informasi yang dikirim oleh Pdt. Dr. Th. Van den End dari Belanda:
Saya harus memberitahukan kepada Saudara, dan lewat Saudara kepada Gereja Toraja, bahwa pada tanggal 3 Februari y.b.l. telah meninggal dunia Nn. Jacoba Maria Eggink, yang terakhir di antara tenaga Zending/GZB pra-PD II yang masih ada. Beliau lahir pada tanggal 16 Oktober 1912 di Leiden, negeri Belanda. Ayahnya seorang tukang kayu/pemborong kecil. Pada tahun 1921 keluarga Eggink berangkat ke Indonesia (yang waktu itu masih bernama Hindia Belanda). Jacoba mendapat pendidikan di bidang kesejahteraan rumah tanga. Pada tahun 1938 sejumlah wanita di Tana Toraja, antara lain beberapa istri tenaga GZB, mendirikan Sekolah Kesejahteraan Rumah Tangga (menurut peristilahan zaman itu) di Rante Pao. Nn. Eggink menjadi kepala sekolah. Pada masa Jepang ia diinternir di Kampili, dekat Makassar; sesudahnya ia bekerja terus di SKRT Rantepao. Pada tahun 1950, ketika DI/TII mulai berkecamuk, sebagian besar tenaga GZB pulang ke tanah air. Eggink tetap tinggal di Rante Pao dan malah menjadi WNI. Setelah pensiun, ia masih bekerja di bagian rumah tangga Rumah Sakit "Elim". Sayang sekali, pada usia tua ia menjadi buta. Pada waktu itu, perawatan medis yang diperlukan tidak dapat diperoleh di Indonesia. Maka terpaksa ia berangkat ke negeri Belanda (1984). Di sana selama hampir seperempat abad ia hidup di kota Veenendaal, tempat asal Zendeling A.A. van de Loosdrecht. Umurnya semakin lanjut, tetapi kesehatannya tetap baik. Namun, ia terjatuh dan patah tulang. Tidak lama kemudian ia meninggal.
Kita kehilangan yang terakhir di antara tenaga Zending yang datang ke Toraja sebelum Perang Dunia II. Beliau rendah hati, tenang, saleh. Namun, beliau adalah salah satu dari mereka yang ikut membangun masyarakat Toraja agar siap memasuki era modern. Kita mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah diutus-Nya Nn. Eggink untuk hidup bekerja di tengah kita.
Salam hormat,Th. van den End
Senin, 18 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar